Sumber gambar: ditjennak.deptan.go.id |
Sebuah kunci untuk praktik di laboratorium secara
sukses adalah pengambilan sampel secara tepat, serta penanganan dan penyimpanan
sampel yang diambil. Darah, plasma, serum, dan urine merupakan contoh sampel biologi. Berikut contoh tata cara
pengambilan sampel dan penyimpanan sampel yang berupa serum.
1) Kumpulkan darah vena dalam jumlah yang cukup dengan
menggunakan tabung reaksi (yang tidak mengandung antikoagulan seperti heparin,
EDTA dan sodium citrate).
2) Biarkan darah membeku pada suhu ruang selama 30 menit,
kemudian lakukan sentrifuge dengan kecepatan 1500-2000 rpm selama 15-20
menit hingga didapatkan sampel serum.
3) Berikan identitas yang jelas pada sampel serum yang
diperoleh.
4) Jika sampel serum tidak segera digunakan, simpan
sampel pada suhu 2-8 °C. Untuk penyimpanan lebih dari 3 hari, sampel
dianjurkan disimpan pada suhu beku dan saat akan digunakan, adaptasikan
terlebih dahulu pada suhu kamar.
5) Sampel serum yang mengandung endapan (precipitate) dapat memberikan hasil yang
tidak konsisten.
Sampel biohazard dan reagen termasuk bahan yang
berbahaya. Kedua sampel tersebut hendaknya disimpan dan dibuang dengan cara
yang benar. Biohazard adalah organ atau zat yang berasal dari organisme yang
menimbulkan ancaman bagi kesehatan manusia (patogen dan toksik). Hal ini
mencakup limbah medis, sampel virus, mikroorganisme atau racun (dari sumber
biologis), yang dapat berdampak pada kesehatan manusia dan hewan. Saat menyentuh
sampel biohazard baiknya menggunakan alat pelindung. Sampel biohazard yang
diberi perlakuan atau yang akan dibuang harus diberi label atau simbol risiko
biologis guna memberikan peringatan agar mereka yang berpotensi terkena zat-zat
tersebut dapat mengambil tindakan pencegahan. Sebelum dibuang, biohazard harus
diberikan perlakuan, di antaranya sebagai berikut.
1.
Insenerasi
menggunakan insenerator.
2. Sterilisasi
dengan waktu dan suhu yang cukup untuk menghancurkan agen yang menular
(autoclaving).
3.
Pencuci hamaan untuk
menghancurkan agen menular.
Reagen atau pereaksi adalah suatu zat yang berperan
dalam suatu reaksi kimia atau ditetapkan untuk tujuan analisis atau percobaan. Reagen
ada yang berbentuk padatan atau serbuk ada pula yang berbentuk cairan. Reagen harus
disimpan dalam suatu wadah atau tempat yang memiliki kriteria di mana apabila
reagen tersebut disimpan di dalamnya, reagen awet dan terjaga dari efek negatif
yang mungkin ditimbulkannya. Selain itu, reagen juga harus disimpan sesuai
dengan sifat reagen masing-masing, misalnya berbahaya, korosif, atau eksplosif.
Berikut beberapa contoh pewadahan reagen.
1. Botol gelas
berwarna gelap, digunakan untuk menyimpan reagen yang mudah rusak bila terkena
paparan sinar matahari langsung, misalnya H2SO4 dan NaOH. Warna gelap pada
botol dapat menghalangi kontak langsung sinar matahari dengan reagen.
2. Botol gelas
transparan, digunakan untuk menyimpan reagen yang berwarna dan tidak mudah
rusak bila terkena paparan sinar matahari langsung.
3. Almari asam,
digunakan untuk menyimpan reagen asam yang mempunyai sifat kuat dan korosif.
4.
Almari basa,
digunakan untuk menyimpan reagen basa yang mempunyai sifat kuat dan korosif.
5. Kotak logam
tahan api, digunakan untuk menyimpan reagen yang mudah terbakar, misalnya asam
asetat, methanol, ethanol, ether.
Reagen-reagen di laboratorium perlu diberikan
keterangan yang mencakup; nama jenis reagen, merek, fungsi, tanggal pengadaan
(produksi), peringatan khusus terkait dengan
bahaya, dan tanggal kadaluarsa. Waktu batas kadaluarsa yang
umum tergantung jenis medianya, umunya berkisar antara 3 sampai 5 tahun. Perlu
diperhatikan pula, bahwa tempat penyimpanan reagen harus selalu ditutup dengan
baik (hermetis) supaya zat kimia tidak terkena kelembaban udara dan jamur tidak
dapat tumbuh.
Kontaminasi ataupun pencemaran di laboratorium
perlu dihindari. Salah satu caranya adalah dengan melakukan tindakan preventif
(pencegahan). Tindakan pencegahan sangat penting untuk dilakukan mengingat akan
teknik modern yang memiliki tingkat kesensitifan yang ekstrem, seperti PCR yang
menyediakan deteksi molekul tunggal. Perlu diingat pula bahaya akan
radioaktivitas dan risiko kontaminasi personal dari mikroorganisme patogen. Tindakan
preventif secara personal dapat dilakukan dengan cara memakai mantel/jas
praktik, sarung tangan, kacamata pelindung, masker, kerudung kepala; bekerja di
belakang perisai radioaktivitas; membersihkan tempat kerja sebelum dan
sesudahnya dengan suatu pembersih yang tepat untuk aplikasi yang digunakan
(seperti: kultur sel sampel patogenik).
Jenis kontaminasi dapat bermacam-macam rupanya,
begitu pula dengan pencegahannya. Berikut beberapa jenis kontaminasi dan upaya
pencegahannya.
·
Kontaminasi
pipet ke sampel
Penyebab: menggunakan tip atau pipet yang sudah
terkontaminasi.
Pencegahan: membersihkan dan mensterilkan bagian pipet yang
kontak dengan sampel, menggunakan tip steril dan mengganti tip setiap berganti
sampel.
·
Kontaminasi
sampel ke pipet
Penyebab: sampel atau aerosol dari sampel kontak memasuki
bagian pipet. Pencegahan: untuk
mencegah sampel (cairan memasuki pipet): tidak terlalu memiringkan pipet, menyimpan
selalu pipet secara vertikal, menyedot cairan dengan perlahan, dan untuk
mencegah kontaminasi aerosol: menggunakan filter tip atau pipet positive-displacement.
·
Kontaminasi
sampel ke sampel (sample carryover)
Penyebab: menggunakan tip bekas untuk sampel yang berbeda.
Pencegahan: mengganti tip setiap berganti sampel.
Dengan adanya informasi di atas, diharapkan
pengguna atau pengelola laboratorium dapat
menerapkan prinsip “praktik laboratorium yang baik” dalam laboratorium masing-masing
meski dengan segala kekurangannya.
Daftar
Pustaka
Anonim. 2013. Manajemen Laboratorium: Praktik Laboratorium yang Baik, diakses dari
http://angga.staff.ipb.ac.id tanggal 3 Mei 2013. Alih bahasa: Soemanto
Imamkhasani.
Moran, Lisa dan Tina Masciangioli. 2010.
Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia: Panduan Pengelolaan Bahan Kimia dengan Bijak. The National
Academies Press: Washington.
Patarihan, Yuma. 2012. Penyimpanan dan Pewadahan Reagen, diakses dari http://yuma-patarihan.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu, berikan tanggapan Anda akan tulisan/gambar di blog ini untuk perbaikan yang lebih sempurna. Thank's