Sumber gambar: vonny-world.blogspot.com |
Antibiotik, pertama kali ditemukan oleh seorang ahli
mikrobiologi dari Inggris, yaitu Alexander Fleming (1928). Jenis antibiotik
yang dimaksud adalah penisilin. Penisilin merupakan metabolit sekunder yaitu
senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroba, terutama berasal dari jamur Penicillum yang efektif melawan cukup
banyak penyakit serius (penyebab infeksi), seperti sipilis dan infeksi Staphyloccus.
Penisilin bekerja dengan menghambat pembentukan dinding sel bakteri (gram positif). Perkembangan berarti berikutnya yaitu ditemukan struktur kimiawi penisilin oleh Dorothy Crowfoot Hodgkin. Dengan penemuan tersebut, penisilin dapat dibuat secara sintetik, artinya dibuat secara kimiawi oleh manusia. Untuk produksi massal, sebuah tim dari Oxford yang dipimpin oleh Howard Walter Florey berhasil menemukan metodenya. Sejak ditemukan penisilin, sekitar tahun 1944 hingga 1972 rata-rata harapan hidup manusia yang semula rendah menjadi tinggi.
Penisilin bekerja dengan menghambat pembentukan dinding sel bakteri (gram positif). Perkembangan berarti berikutnya yaitu ditemukan struktur kimiawi penisilin oleh Dorothy Crowfoot Hodgkin. Dengan penemuan tersebut, penisilin dapat dibuat secara sintetik, artinya dibuat secara kimiawi oleh manusia. Untuk produksi massal, sebuah tim dari Oxford yang dipimpin oleh Howard Walter Florey berhasil menemukan metodenya. Sejak ditemukan penisilin, sekitar tahun 1944 hingga 1972 rata-rata harapan hidup manusia yang semula rendah menjadi tinggi.
Seiring
dengan waktu, bakteri semakin resisten dengan penisilin. Oleh karena itu, para
ilmuwan berusaha mencari turunan penisilin ataupun jenis antibiotik yang baru. Pada
tahun 1940-an, ditemukan antibiotik komplek, yaitu tyrothricin oleh Dubos. Organisme yang memroduksi antibiotik
tersebut adalah bakteri tanah Baccilus
brevis. Kemudian, bersama dengan Waksman dan Woodruff, Dubos menemukan
aktinomisin yang diperoleh dari biakan Aktinomisetes.
Pada
tahun 1944, Selman Waksman berhasil menemukan antibiotik baru dari Streptomyces
(anggota Aktinomisetes), yaitu streptomisin. Kegunaan dari antibiotik tersebut
adalah sebagai anti tuberkulosis.
Berikut
beberapa penemuan antibiotik pada tahun berikutnya, yaitu ditemukan basitrasin
yang diperoleh dari Bacillus,
khloramfenikol dari Streptomyces
venezuelae, polimiksin dari Bacillus
polymyxa (1947), khlortetrasiklin
dari S. aureofaciens (1948), neomisin
dari S. fradiae (1949), oksitetrasiklin
(1950) dan eritromisin (1952) dari Streptomyces.
Dari Streptomyces, diketemukan pula
kanamisin oleh Umezawa dan koleganya (1957).
Antibiotik
adalah suatu senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme (meliputi
golongan bakteri, Aktinomisetes, Fungi, dan beberapa mikroba lainnya) atau
dihasilkan secara sintetik yang mana memiliki kemampuan untuk menekan atau
menghentikan suatu proses biokimia dalam mikroorganisme lainnya (khususnya
bakteri). Antibiotik tidak memiliki efek melawan virus, jamur, atau benalu. Antibiotik
hanya efektif dalam menangani infeksi akibat bakteri. Efektivitas antibiotik
dalam mereaksi infeksi bakteri bervariasi. Beberapa antibiotik ada yang
benar-benar dapat menghentikan proses biokimia
ataupun membunuh bakteri, ada pula yang hanya bersifat menekan atau mencegah
pertumbuhan bakteri.
Penemuan
antibiotik menambah khasanah keilmuan. Penemuan-penemuan yang telah ada dapat
digunakan sebagai acuan untuk studi biokimia dan biologi molekuler sehingga
dapat mengembangkan efektifitas antibiotik yang sudah ada atau menemukan antibiotik
baru. Dari organisme pemroduksi antibiotik dapat dipelajari beberapa proses di
antaranya, proses replikasi DNA, transkripsi, translasi, dan sintesis dinding
sel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu, berikan tanggapan Anda akan tulisan/gambar di blog ini untuk perbaikan yang lebih sempurna. Thank's