Belajar merupakan hal terpenting yang harus dilakukan manusia untuk
menghadapi lingkungan yang senantiasa berubah setiap waktu. Oleh karena itu,
hendaknya seseorang mempersiapkan dirinya untuk menghadapi kehidupan yang
dinamis dan penuh persaingan dengan belajar, di mana di dalamnya termasuk
belajar memahami diri sendiri, memahami perubahan dan perkembangan globalisasi.
Dengan belajar seseorang akan sigap menghadapi perkembangan zaman yang begitu
pesat. Belajar merupakan suatu proses perubahan sikap dan perilaku yang
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman.
Definisi Belajar
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang
dilakukan secara sengaja untuk mendapatkan perubahan yang lebih baik. Perubahan tersebut merupakan
perubahan yang timbul karena adanya pengalaman dan latihan. Jadi belajar
bukanlah suatu hasil, akan tetapi merupakan suatu proses untuk
mencapai tujuan dalam rangka memenuhi kebutuhan menuntut ilmu.
Berikut beberapa definisi belajar menurut beberapa ahli.
- Ahmadi A, belajar adalah proses perubahan dalam diri manusia.
- Ernest H. Hilgard, belajar adalah dapat melakukan sesuatu yang dilakukan sebelum ia belajar atau bila kelakuannya berubah sehingga lain caranya menghadapi sesuatu situasi daripada sebelum itu.
- Cronbach, belajar sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam mengalami itu menggunakan pancaindranya.
- Nasution, belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan.
- Noehi Nasution, belajar adalah suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil terbentuknya respon utama, dengan syarat bahwa perubahan atau munculnya perilaku baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau adanya perubahan sementara karena suatu hal.
- Oemar H., belajar adalah bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara berperilaku yang baru berkat pengalaman dan latihan.
- Snelbecker, belajar adalah harus mencakup tingkah laku dari tingkat yang paling sederhana sampai yang kompleks di mana proses perubahan tersebut harus bisa dikontrol sendiri atau dikontrol oleh faktor-faktor eksternal
- Whiterington, belajar adalah suatu proses perubahan dalam kepribadian sebagaimana dimanifestasikan dalam perubahan penguasaan pola-pola respon tingkah laku yang baru nyata dalam perubahan keterampilan, kebiasaan, kesanggupan, dan sikap.
- Winkel, belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap-sikap.
Teori Belajar
Berikut
beberapa teori kaitannya dengan belajar.
1. Teori
behaviorisme
Teori behaviorisme menyatakan, bahwa
belajar itu hanya dilihat dari jasmaninya saja dan mengabaikan aspek mentalnya.
Teori ini cocok untuk perolehan kemampuan yang berkaitan dengan kecepatan,
spontanitas, dan sebagainya; seperti dalam mata pelajaran mengetik, komputer
dan lain sebagainya yang memang memerlukan kecepatan berpikir.
2. Teori
kognitivisme
Teori kognitivisme menyatakan, bahwa
belajar yang dilakukan individu adalah hasil interaksi mentalnya dengan
lingkungan sekitar sehingga menghasilkan perubahan pengetahuan atau tingkah
laku.
3. Teori
kontruktivisme
Teori konstruktivisme menyatakan, bahwa
suatu pengetahuan (hasil belajar) didapatkan oleh anak dari pengkontruksian
sendiri pengetahuannya sedikit demi sedikit.
4. Teori
humanisme
Teori humanisme menyatakan, bahwa belajar
dapat dimulai dengan tujuan untuk memanusiakan manusia. Oleh karena itu,
individu akan mendapatkan pengakuan dari masyarakat. Teori ini mementingkan
nilai kerja sama dan saling membantu yang diaplikasikan dalam pembelajaran dan
akhirnya dapat mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri. Teori ini
mengungkapkan pula bahwa guru hanya sebagai fasilitator saja.
5. Teori
Gestalt
Teori Gestalt menyatakan, bahwa belajar
dengan keseluruhan itu lebih bermakna dibandingkan dengan belajar parsial atau sebagian.
Faktor-faktor Penghambat Belajar
Setiap proses, termasuk
proses belajar akan menghadapi berbagai bentuk hambatan. Hambatan-hambatan
tersebut dapat berasal dari dalam diri individu (internal) maupun dari luar
individu (eksternal).
1. Faktor
internal
a. Keadaan
fisiologis, berhubungan dengan kesehatan badan dan pancaindra. Keadaan
fisiologis yang lemah akan membuat siswa tidak bergairah untuk belajar. Selain
itu, hal ini juga dapat mengganggu konsentrasi siswa sehingga sulit untuk
menangkap atau menyelesaikan studinya. Untuk itu, siswa perlu memerhatikan pola
makan, pola tidur, dan pola olahraga.
b. Keadaan
psikologis, meliputi:
1) Inteligensi
Faktor inteligensi dan bakat besar sekali
pengaruhnya terhadap kemampuan belajar siswa. Dengan taraf inteligensi yang
tinggi, maka kemampuan belajar siswa pun akan tinggi. Begitu pula sebaliknya,
taraf inteligensi rendah, maka kemampuan belajar siswa pun rendah. Menurut
Gardner, dalam teori Multiple inteligensi, inteligensi memiliki tujuh dimensi,
yaitu linguistik, musik, matematik logis, visual spesial, kinestetik fisik,
sosial interpersonal dan intrapersonal.
2) Sikap
Bersikap positif pada semua bidang studi,
diri sendiri, maupun lingkungan akan lebih membantu siswa untuk dapat belajar
dengan nyaman. Berbeda halnya dengan bersikap negatif (psimis, pasif, kurang
percaya diri, rendah diri, tertekan, takut, cemas), maka proses belajar pun
akan terhambat dan siswa tidak akan dapat belajar dengan nyaman.
3) Minat
dan motivasi
Minat yang besar terhadap sesuatu
terutama dalam belajar akan mengakibatkan proses belajar lebih mudah dilakukan.
Motivasi merupakan pendorong siswa untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi
kuat akan memiliki banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.
2. Faktor
eksternal
a. Lingkungan
keluarga, meliputi ekonomi keluarga, pendidikan orang tua, dan perhatian orang
tua. Keadaan sosial ekonomi yang memadai, pendidikan orang tua yang lebih tinggi,
serta perhatian orang tua yang lebih tentang pendidikan akan memacu siswa untuk
belajar dan berprestasi dalam belajar. Namun, jika ada salah satu yang tidak
mendukung, maka proses belajar siswa pun akan terhambat.
b.Lingkungan
sekolah, meliputi sarana dan prasarana, kompetensi guru dan siswa, serta
kurikulum dan metode mengajar. Jika
kesemuanya memadai dan berkualitas baik, maka akan membantu kelancaran proses
belajar siswa di sekolah. Namun, tidak jika keadaannya sebaliknya.
c.Lingkungan
masyarakat, meliputi sosial budaya masyarakat dan partisipasi masyarakat
terhadap pendidikan. Lingkungan masyarakat yang mendukung (masyarakat yang
berpendidikan dan bermoral baik) akan memotivasi siswa untuk terus belajar.
Belajar Efektif dan Efisien
Untuk meraih keberhasilan
dalam belajar diperlukan cara belajar yang efektif dan efisien. Di antaranya
dengan menciptakan suasana yang kondusif dalam belajar, mengembangkan jiwa
kompetitif yang sehat dan menumbuhkan rasa percaya diri atas kemampuan yang
dimiliki untuk memperkaya banyak membaca.
1. Menciptakan suasana yang kondusif dalam
belajar.
Produktif atau tidaknya aktivitas
seseorang sangat tergantung pada unsur perasaan dalam
melaksanakan aktivitas tersebut.
Oleh karena itu, siswa
harus memperhitungkan dan memperhatikan unsur perasaan untuk mewujudkan
harapan-harapan. Segala sesuatu yang dilakukan dengan rasa gembira
(senang hati), tentunya akan
menghasilkan sesuatu yang lebih
baik. Kekecewaan atau unsur tertekan bersifat melembekkan atau melemahkan dan
menghasilkan sesuatu yang mengecewakan atau ketidakpuasan. Oleh karena itu,
suasana gembira harus senantiasa terpelihara dapat belajar dengan baik dan
memunculkan gagasan-gagasan yang brilian. Begitu juga terangsang
mengaktualisasikan diri sepenuhnya dalam mencapai harapan-harapan yang
dicita-citakan.
2. Mengembangkan jiwa kompetitif
Untuk memacu dorongan berprestasi yang
baik perlu dikembangkan suasana kompetetif yang sehat dan konstruktif diarahkan
menjadi diri sendiri. Selain itu, diperlukan pula kesadaran diri akan potensi
potensi yang dimiliki untuk siap dikembangkan. Kemauan atau hasrat harus
dibangkitkan, agar individu senantiasa merasa tertantang untuk ingin tahu
segala-galanya dan ingin selalu menonjol lebih dari yang lainnya.
Orang yang dapat bertahan hidup, memiliki
tempat, dan memegang peranan penting
di tengah-tengah masyarakat, hanyalah orang-orang
yang memiliki kecakapan yang brilian dan tahu mempergunakan,
menempatkan kelebihannya tersebut. Bagi mereka yang tidak dapat mendayagunakan
kemampuan secara optimal akan tersisih atau terpinggirkan dan hanya menjadi
kelompok marginal. Hidup ini merupakan kompetisi, hanya orang-orang yang mampu
memanfaatkan peluang secara optimal yang berhasil mendapatkan tempat utama.
Perlu diperhatikan pula, bahwa setiap orang memiliki kesempatan dan peluang
yang sama untuk berkembang mengaktualisasikan diri dan yang berhasil adalah
yang benar-benar menyadari potensi yang dimilikinya dan mampu
mengimplementasikan kemampuannya tersebut pada proses kemajuan dirinya.
3. Mengembangkan rasa percaya diri
Sumber energi yang membangkitkan dorongan
berprestasi dari dalam diri adalah rasa percaya diri. Oleh karena itu, sangat
perlu ditumbuhkan atau dibangkitkan keyakinan terhadap kemampuan diri individu
untuk dapat mempelajari berbuat atau melakukan sesuatu. Keyakinan dalam hati
akan membuat diri berusaha keras dan mencari cara untuk mewujudkan keyakinannya
itu dengan banyak membaca sehingga wawasan pengetahuannya luas.
Kesimpulan
- Belajar merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan dalam rangka memenuhi kebutuhan menuntut ilmu.
- Terdapat berbagai macam teori yang mengkaji tentang apa itu belajar, di antaranya yaitu:teori Gestal, teori humanisme, teori kontruktivisme,teori kognitivisme, dan teori behaviorisme
- Faktor penghambat belajar dapat berasal dari internal individu maupun dari lingkungan.
- Untuk meraih keberhasilan dalam belajar diperlukan cara belajar yang efektif dan efisien.
Sumber bacaan:
wahh.. nice share gan.. tapi kurang dengan picnya gan... coba kalo ada.. lebih menarik lagi gan
BalasHapusmaksudnya pic apa ya? is'it pictures? boleh dech... ntar a tambahin. thanks y commentnya
BalasHapus